JAKARTA – Polusi udara di Jakarta masih menjadi masalah besar yang harus diatasi.
Pasalnya, kualitas udara di Jakarta mengalami penurunan pada Minggu pagi, berdasarkan data dari situs pemantau kualitas udara, IQAir.
Pada pukul 07.50 WIB, menjelang Tahun Baru 2024, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta mencapai angka 163, masuk dalam kategori sedang dengan tingkat partikel halus (particulate matter/PM) 2,5.
Situs pemantau kualitas udara real time tersebut menempatkan Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara peringkat ke-14 terburuk di dunia. Ini lebih baik dari peringkat kualitas udara pada pagi sebelumnya, Sabtu (30/12/2023), yang berada di peringkat ke-18 dunia dengan AQI di angka 154 pada pukul 06.00 WIB.
Kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Minggu ini adalah Delhi (India) dengan indeks kualitas udara mencapai 276, diikuti Dhaka (Bangladesh) di angka 267, dan Kolkata (India) di angka 242.
Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta menyebutkan bahwa kualitas udara di Jakarta secara keseluruhan berada pada kategori sedang, dengan indeks angka 95 dan polusi udara PM 2,5.
Angka tersebut menunjukkan tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia atau hewan, tetapi dapat berdampak pada tumbuhan yang sensitif dan memiliki nilai estetika.
Beberapa wilayah yang terpantau meliputi Bundaran HI (86), Kelapa Gading (89), Jagakarsa (78), Kebon Jeruk (89), dan Lubang Buaya (95). Situasi ini memicu perhatian terkait dampak potensial terhadap lingkungan seiring masuknya Tahun Baru. (TR)