JAKARTA – Indonesia mengalami rentetan bencana iklim sepanjang 2023. Banjir tercatat yang paling dominan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat lima provinsi terbanyak yang melaporkan bencana banjir sepanjang 2023.
Kepala BNPB Suharyanto mengungkapkani lima provinsi tersebut adalah Jawa Barat sebanyak 109 kejadian; Sumatra Utara sebanyak 98 kejadian; Aceh sebanyak 95 kejadian; Jawa Tengah 93 kejadian; dan Sumatra Barat 72 kejadian.
“Aceh menjadi provinsi dengan jumlah korban terdampak paling banyak pada 2023. Jumlahnya mencapai 1 jiwa,” ujarnya di Ruang Pusdalops BNPB, Graha BNPB, Jumat (12/1/2024).
Kemudian Jawa Tengah menjadi Provinsi dengan jumlah korban terdampak sebanyak 896.000, disusul Jawa Barat 471.000, lalu Kalimantan Selatan 329.000 dan Kalimantan Tengah 270.000.
Untuk diketahui, sepanjang 2022 BNPB mencatat 1.531 bencana banjir telah terjadi dengan jumlah masyarakat terdampak yang mencapai hingga 5,7 juta orang. Lalu, pada 2023, jumlah banjir meningkat di angka 1.166 dan total terdampak sebanyak 4,2 juta jiwa.
Berdasarkan data BNPB, sepanjang 2014—2023 banjir menjadi bencana yang sering terjadi yaitu 8.326 kali terjadi, disusul 8.563 kali untuk puting beliung, dan tanah longsor hingga 7.423 kali.
Adapun, sepanjang 2023, bencana masih didominasi hidrometeorologi basah seperti banjir, tanah longsor dan cuaca ekstrem. Selain itu kejadian kebakaran hutan dan lahan yang juga mendominasi yakni sebesar 1.802 kejadian.
Di sisi lain, dia juga menjabarkan lima provinsi dengan jumlah kerusakan rumah terbanyak akibat bencana pada 2023 yakni Jawa Barat 7.998, Jawa Timur 3.617 kerusakan, Jawa Tengah 2.767 kerusakan, Sulawesi Selatan 2.455 kerusakan dan Aceh 1.639 kerusakan.
Meski begitu, dia melihat bahwa Indonesia turut mencatatkan penurunan jumlah korban meninggal dan hilang setiap tahunnya, yakni pada 2021 ada sebanyak 8,2 juta korban terdampak dengan 815 korban meninggal dan hilang.
Kemudian, pada 2022 ada sebanyak 6 juta korban terdampak dengan jumlah korban meninggal dan hilang sebanyak 895 orang.
Selanjutnya pada 2023 ada sebanyak 8,8 juta korban terdampak dengan jumlah korban hilang dan meninggal sebanyak 295 orang.
Menurutnya, kesadaran masyarakat akan mitigasi bencana meningkat dilihat dari dampak seperti kerusakan rumah dan korban meninggal serta hilang menurun.
Tak hanya itu, Suharyanto juga mengatakan pada 2024 terdapat enam provinsi prioritas bencana karhutla adalah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Dia mengatakan antisipasi tetap akan dilakukan di provinsi lain selain enam provinsi prioritas tersebut. Sedangkan, untuk bencana geologi seperti gempa tak dapat diprediksi.
Menurutnya, antisipasi bencana geologi akan dilakukan dengan menyiapkan teknologi dan sosialisasi ke masyarakat terkait langkah yang harus diambil jika terjadi gempa.
Selain itu, Suharyanto mengatakan El Nino diprediksi tak terjadi pada 2024 sehingga kekeringan diprediksi tak terjadi seperti 2023.
“Pada 2024 ini kan tidak El Nino, jadi kami prediksi atau diprediksi BMKG ini musim panasnya tidak terlalu panjang sehingga kebakaran hutan dan lahannya diprediksi tidak sehebat 2023, tapi pasti ada tapi tetap kita siapkan,” pungkas Suharyanto. (TR Network)