JAKARTA – Pemimpin umat katholik dunia Paus Fransiskus mengunjungi Graha Pemuda kompleks Gereja Katedral Jakarta pada Rabu, 4 September dan menyampaikan seruan kepada dunia untuk melindungi planet bumi, tepat saat Indonesia bersiap menggelar Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dan didukung oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia.
Lebih dari 11,000 peserta dari 53 negara telah mendaftar untuk menghadiri Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024.
Paus Fransiskus dikenal sebagai pendukung setia aksi iklim dan telah mendesak para pemimpin dunia untuk mematuhi Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim, yang bertujuan membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5°C.
Selama kunjungan dua hari di Indonesia, Paus memimpin misa besar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta di hadapan lebih dari 80 ribu umat. Kunjungan ini menandai lawatan pertama pemimpin Vatikan ke Indonesia dalam 35 tahun terakhir, setelah Paus Yohanes Paulus II.
Dalam kunjungannya ke Katedral, Paus Fransiskus menerima bibit pohon bakau dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, sebagai simbol penghormatan terhadap perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia.
“Negara kepulauan kita memiliki ekosistem mangrove terbesar dan paling beragam di dunia dengan luas 3,44 juta hektar, mencakup sekitar 23% dari total kawasan mangrove dunia. Membentang di sepanjang garis pantai nusantara, hutan bakau di Indonesia memberikan dukungan penting bagi masyarakat lokal dan lingkungan hidup, termasuk Penyerapan Karbon, Konservasi Keanekaragaman Hayati, Ketahanan Pesisir, dan Mata Pencaharian.
“Kami sangat berterima kasih kepada Paus Fransiskus atas komitmennya dalam mengadvokasi aksi iklim dan keberlanjutan. Pesan harapan dan persatuan yang dibawa Paus Fransiskus sejalan dengan komitmen Indonesia dalam mendorong agenda keberlanjutan. Saya percaya kunjungannya ke Indonesia menjadi pengingat kuat akan tanggung jawab bersama kita untuk melindungi planet ini bagi generasi mendatang,” ujar Luhut.
Turut hadir menyaksikan penyerahan bibit pohon bakau kepada Paus Fransiskus adalah Ketua KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid.
“Krisis iklim tidak mengenal batas dan agama. Oleh karena itu, semua pihak perlu bergabung dalam kampanye global untuk menghadapi salah satu krisis terbesar umat manusia. Dalam konteks ini, komunitas agama, termasuk Pemimpin Gereja Katolik, memegang peran penting dalam menggalang dukungan publik bagi pemerintah di seluruh dunia untuk memenuhi komitmen mereka,” ujar Arsjad.
Paus Fransiskus kemudian memberikan berkatnya pada bibit pohon bakau sebelum didistribusikan ke lima lokasi di seluruh Indonesia: Jakarta, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, dan Sumatera Utara.
Ekosistem mangrove di seluruh dunia telah terancam dalam beberapa dekade terakhir akibat perubahan tata guna lahan, pembangunan pesisir, dan polusi. Diharapkan gerakan simbolis hari ini dapat memberikan dampak positif bagi perlindungan ekosistem mangrove di Indonesia dan di seluruh dunia.
Paus Fransiskus awalnya dijadwalkan mengunjungi Indonesia pada September 2020, namun kunjungannya ditunda akibat pandemi COVID-19. Lawatannya ke Indonesia merupakan bagian dari tur Asia Tenggara dan Oseania yang juga mencakup kunjungan ke Singapura, Timor Leste, dan Papua Nugini.
Pada Hari Bumi tahun ini, Paus Fransiskus menulis pesan di media sosial, “Generasi kita telah diwarisi banyak kekayaan, tetapi kita telah gagal melindungi planet ini, dan kita tidak menjaga perdamaian. Kita dipanggil untuk menjadi pengrajin dan penjaga rumah bersama kita, Bumi yang sedang ‘jatuh ke dalam kehancuran’.” (TR Network)