JAKARTA – Para tokoh lintas sektor dari pemerintahan, swasta dan lembaga internasional bertemu pada konferensi Bangun Bangsa tahunan di Jakarta untuk mendiskusikan kerjasama dalam mengakselerasi dekarbonisasi di wilayah Asia Pasifik.
Bentoel Group berkolaborasi dengan Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) dalam penyelenggaraan The Bangun Bangsa Conference 2024 yang mengusung tema “Solidarity in Action: Accelerating Decarbonization across Asia-Pacific”.
Konferensi ini berhasil menghadirkan berbagai nara sumber dari pemerintah, pembuat kebijakan, pelaku industri, lembaga kebijakan publik, hingga UMKM, untuk menekankan pentingnya kolaborasi dalam upaya mempercepat pencapaian net zero emissions di seluruh Asia Pasifik.
Konferensi Bangun Bangsa 2024 merupakan edisi kedua yang telah diselenggarakan Bentoel Group untuk memimpin diskusi dalam berbagi isu keberlanjutan dan sosial. Bentoel Group dan BAT diwakili oleh Regional Head of Sustainability, Asia Pacific, Middle East & Africa (APMEA) Hector Tamez Perez, Area Sustainability Manager, Bentoel Group Eva Sulistiawaty, dan Area Head of Sustainability APMEA South Geehanthie Rasaputra.
Penanggung Jawab Bangun Bangsa sekaligus Head of Corporate & Regulatory Affairs, Bentoel Group Dian Widyanarti mengatakan masa depan yang berkelanjutan bagi manusia dan planet memerlukan upaya kolaboratif dalam mengatasi berbagai tantangan baik secara lokal maupun regional.
“Penting bagi kita untuk duduk bersama dan menyatukan suara-suara dari berbagai pemangku kepentingan untuk berkolaborasi melakukan tindakan berbasis solusi,” kata Dian Widyanarti pada Konferensi Bangun Bangsa 2024 di The Sultan Hotel, Jumat, 25 Oktober 2024.
Menurut Dian, langkah ini merupakan titik awal untuk mendorong perubahan yang lebih cepat dan signifikan. Forum Bangun Bangsa Conference ini adalah bagian dari pendekatan Bentoel Group untuk mendorong agenda keberlanjutan dan menciptakan dampak sosial yang positif di seluruh Indonesia.
“Kami ingin menggunakan pengalaman dan pengaruh kami di Indonesia dan Asia Pasifik untuk menyatukan para pemangku kepentingan serta mendorong para pelaku industri untuk turut bertanggung jawab dalam upaya dekarbonisasi,” tuturnya.
“Kunci keberhasilan dari tujuan net zero emission adalah kolaborasi dan pelibatan semua pihak. No one should be left behind,” sambung Dian Widyanarti.
Konferensi tersebut dihadiri Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Vivi Yulaswati, Kepala Pusat Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian Apit Pria Nugraha, Koordinator Penyiapan Program Usaha Aneka Energi Baru Terbarukan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Mustaba Ari Suryoko.
Selanjutnya, Kepala Sub Direktorat Pemantauan Pelaksanaan Mitigasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Franky Zamzani, serta berbagai perwakilan dari berbagai sektor seperti PLN, United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), USAID, ASEAN Center for Energy, Nestle Indonesia, hingga Deloitte. (TR Network)