JAKARTA – Proyek Accelerating Clean Energy Access to Reduce Inequality (ACCESS) menyelesaikan pelaksanaan program empat tahun yang dilaksanakan di 22 desa terpencil di Indonesia dan tiga kota madya di Timor-Leste. Proyek-proyek ini berfokus pada pengembangan energi terbarukan dan peningkatan kualitas hidup di komunitas yang kurang terlayani.
Proyek ini memperkenalkan akses terhadap tenaga surya dan air bersih yang tidak hanya meningkatkan taraf hidup, tetapi juga memperkuat ketahanan masyarakat di daerah-daerah tersebut. Inisiatif ini menjadi contoh nyata dalam memajukan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Didanai Korea International Cooperation Agency (KOICA) dan dilaksanakan oleh United Nations Development Programme (UNDP), proyek ACCESS berusaha mengatasi tantangan jangka panjang dalam elektrifikasi pedesaan dan akses air.
Untuk mencapai tujuan, proyek ini membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pompa Air Tenaga Surya, dan infrastruktur terkait di seluruh wilayah sasaran.
Direktur KOICA Indonesia Park Soo Young, menyoroti pentingnya mempertahankan keberhasilan inisiatif ini.
Ia mengatakan proyek ACCESS menunjukkan bagaimana kolaborasi dan kemitraan dapat menciptakan perbedaan yang positif. Melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia dan instalasi sistem air bersih di Timor-Leste, inisiatif ini menyediakan pemenuhan layanan dasar bagi ribuan rumah tangga dan usaha kecil.
“Lebih dari sekadar menyediakan akses ke energi dan air, proyek ini juga membangun kapasitas bagi masyarakat lokal dengan keterampilan dan pengetahuan untuk lebih berkembang dan bertahan di masa depan,” kata Park, sebagaimana siaran pers UNDP Indonesia, dikutip Senin, 9 Desember 2024.
Sementara, Hongmin Chun dari Korea Institute for Development Strategy (KDS) mengatakan proyek ACCESS merupakan sebuah contoh keberhasilan proyek Micro Grid mandiri berbasis komunitas.
“Proyek ini tidak hanya menyediakan energi dan air bersih, tetapi juga meningkatkan taraf kehidupan penerima manfaat dengan memberi mereka kebebasan dan peluang yang telah lama mereka harapkan,” katanya.
Dengan kapasitas total listrik sebesar 1,1 megawatt di Indonesia, inisiatif ini memberi dampak langsung pada lebih dari 3.400 rumah tangga yang mencakup kurang lebih 14.000 penduduk setempat.
Di Timor-Leste, Pompa Air Tenaga Surya berhasil menyediakan air bersih untuk sekitar 700 rumah tangga, dan meningkatkan taraf kehidupan lebih dari 4.000 orang.
Dalam acara penutupan proyek yang diadakan di Jakarta, Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Sahid Junaidi mengatakan Program ACCESS berkontribusi pada peningkatan rasio elektrifikasi serta penyediaan energi bersih yang berkelanjutan melalui kolaborasi berbagai pihak.
“Dengan adanya lokasi percontohan pengembangan PLTS di 22 lokasi pada 4 provinsi di Indonesia, program ini memberikan akses energi bersih untuk desa atau komunitas yang kurang mampu dan terpencil. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden RI yang mendorong tercapainya swasembada energi dan pengelolaan air yang baik dengan pemanfaatan sumber air dan teknologi yang ada. Juga arahan Menteri ESDM terkait kedaulatan energi,” tuturnya.
Sahid juga menyampaikan program ACCESS berperan dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan di tingkat daerah dan Masyarakat, diantaranya melalui pendampingan bersama Patriot Energi ACCESS Project, penyediaan jasa pelatihan operator yang bekerja sama dengan PPSDM KEBTKE, hingga pendanaan BUMDEs. Tujuan proyek ini juga selaras dengan visi Pemerintah Timor-Leste dalam mengatasi tantangan krisis air bersih untuk memperbaiki layanan dasar bagi komunitas yang kurang terlayani.
“Saya mengimbau mitra pemerintah kita di Indonesia dan Timor-Leste untuk terus mendukung lembaga lokal yang mengelola infrastruktur energi terbarukan di luar proyek ACCESS pada tahun 2024. Sangat penting bagi kita untuk memastikan keberhasilan jangka panjang dari upaya ini, yang memungkinkan masyarakat untuk terus memperoleh manfaat dari solusi energi terbarukan,” kata Direktur Jenderal Kementerian Administrasi Negara Timor Leste, Maria Goretti Marques Belo.
Dampak proyek ACCESS tidak hanya menyasar pengembangan infrastruktur, akan tetapi juga mengubah taraf kehidupan masyarakat lokal. Tenaga surya telah memungkinkan pengembangan kegiatan ekonomi, mendukung bisnis lokal, dan memberdayakan perempuan di desa-desa terpencil. (TR Network)