MANILA – President Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa mendorong negara-negara di Asia Pasifik mengambil langkah nyata untuk mengatasi perubahan iklim.
Asakawa mendorong negara-negara di kawasan itu memastikan pertumbuhan ekonomi yang adil dan setara di tengah pandemi Covid-19.
“Langkah-langkah untuk menangani perubahan iklim saat ini tidak hanya mendesak, tetapi juga berkaitan erat dengan pemulihan yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Asakawa dalam Konferensi Iklim Internasional 2021 antara Kementerian Keuangan Indonesia dengan ADB, akhir Juli 2021.
Konferensi virtual ini diikuti lebih dari 800 peserta dari sektor publik dan swasta, mitra pembangunan, lembaga kajian dan akademisi. Pertemuan untuk mendiskusikan praktik-praktik baik internasional yang dapat membantu negara-negara berkembang anggota ADB bertransisi ke perekonomian yang rendah karbon dan tangguh, serta mengupayakan pemulihan yang hijau, tangguh, dan inklusif dari pandemi COVID-19.
Wakil Menteri Keuangan Indonesia Suahasil Nazara mengatakan, isu perubahan iklim saat ini telah masuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 dan Pemerintah telah menetapkan Rencana Aksi nasional, baik mitigasi maupun adaptasi.
“Dalam waktu dekat, kami akan menggunakan fase pemulihan ini pasca-pandemi COVID-19 untuk mengejar agenda iklim dan keberlanjutan kami,” kata Suahasil.
Indonesia akan menjadi ketua G20 pada 2022. Asia dan Pasifik bertanggung jawab atas lebih dari setengah emisi gas rumah kaca global. Analisis terkini memprediksi bahwa emisi CO₂ global yang berkaitan dengan energi akan tumbuh hampir 5 persen pada tahun 2021 seiring dengan meningkatnya kembali permintaan akan batu bara, minyak, dan gas. Sekitar 80 persen dari pertumbuhan permintaan batu bara diperkirakan berasal dari Asia.
Paris Agreement berupaya menjaga agar kenaikan suhu global berada di bawah 2°C, lebih baik jika di bawah 1,5 derajat Celcius, dibandingkan tingkat suhu sebelum revolusi industri.
ADB akan meningkatkan investasi untuk adaptasi dan ketangguhan setidaknya USD9 miliar dari 2019 sampai 2024 guna mendukung pemulihan Asia dan Pasifik dari pandemi Covid-19. Langkah ini akan berkontribusi terhadap komitmen ADB untuk menyalurkan USD80 miliar dalam pembiayaan iklim antara 2019 sampai 2030.
Masatsugu Asakawa mengatakan bahwa ADB akan mendukung transisi Indonesia menuju perekonomian yang rendah karbon dan tangguh, serta membantu Indonesia memenuhi target NDC-nya. Memperkuat ketangguhan adalah salah satu dari tiga fokus utama dalam strategi kemitraan negara ADB untuk Indonesia.
Fokus tersebut meliputi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta pemulihan hijau, dan manajemen serta pembiayaan untuk menghadapi risiko bencana.
ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem.
Didirikan pada 1966, ADB dimiliki 68 anggota dengan 49 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik. (ATN)