JAKARTA – PT Pertamina International Shipping (PIS) mencatat bahwa kontribusi bisnis hijau, yakni pengangkutan kargo hijau, seperti LNG, LPG, dan petrokimia, terhadap pendapatan perseroan mencapai 34 persen.
CEO PIS Yoki Firnandi menyatakan bahwa pendapatan perseroan tercatat sebesar US$1,72 miliar atau setera Rp27,53 triliun pada semester I 2024, atau naik 6 persen year-on-year (yoy).
Sementara itu, laba bersih mencapai US$280,9 juta atau setara Rp4,5 triliun, melonjak 103 persen dibandingkan tahun lalu.
“Kami fokus untuk terus memperluas pasar. Kini porsi pasar non-captive perseroan telah mencapai 19,2 persen,” ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, 15 Desember 2024.
Kapal-kapal PIS kini telah melayani 65 rute global, dengan tiga kantor perwakilan di Singapura, Dubai, dan London. perseroan juga berupaya menangkap berbagai peluang baru, terutama di kawasan Afrika, Eropa, dan negara-negara Baltik.
Sementara itu, di tingkat domestik, Yoki Firnandi menuturkan bahwa pihaknya juga konsisten memastikan kelancaran transportasi dan distribusi energi dari Sabang hingga Merauke.
Hal tersebut tercermin dari jumlah angkutan energi sepanjang tahun yang telah mengangkut lebih dari 161 miliar liter BBM dan LPG dengan lebih dari 20 ribu perjalanan laut.
Perseroan juga mengoperasikan enam terminal energi di bawah PT Pertamina Energy Terminal (PET), yang menampung 922 ribu kiloliter BBM dan 284.500 metrik ton LPG.
Salah satu terminal tersebut adalah LPG Terminal Tanjung Sekong di Banten yang menopang sekitar 40 persen kebutuhan LPG nasional. Fasilitas tersebut dilengkapi teknologi canggih seperti Terminal Automation System dan Digital Integrated Operation System (DIOS) untuk meningkatkan efisiensi operasi.
Yoki menyampaikan bahwa pihaknya juga mengelola 700 armada kapal, yang 300 di antaranya adalah tanker pengangkut energi dan petrokimia, dengan 102 unit merupakan kapal milik perseroan. Sementara, 400 unit lainnya merupakan kapal pendukung dari PT Pertamina Trans Kontinental (PTK).
Ia mengatakan bahwa pihaknya juga menambah 11 armada tanker yang sebagian besar merupakan kapal pengangkut gas ramah lingkungan, sebagai wujud dukungan perseroan untuk mengakselerasi transisi energi nasional menuju net zero 2060.
Melalui berbagai inisiatif yang diterapkan, ia menuturkan bahwa perseroan mampu mengurangi emisi sebesar 41,4 kiloton CO2e hingga Oktober 2024, melampaui target yang telah ditetapkan untuk mereduksi 29 kiloton CO2e emisi sepanjang tahun ini.
“Sebagai bagian dari Pertamina Group, kami hadir sebagai urat nadi virtual energi Indonesia, menjaga pasokan energi supaya bisa tersalurkan ke berbagai penjuru Nusantara, supaya roda ekonomi bisa bergerak dengan lancar. Fokus ini juga selaras dengan akselerasi pencapaian visi Astacita, utamanya terkait swasembada energi,” imbuhnya. (TR Network)