SLEMAN – Gunung Merapi kembali mengalami erupsi dengan mengeluarkan awan panas guguran (APG) dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter pada Senin, 22 Juli 2024 pagi. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Gunung api yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini pada pengamatan Senin pukul 00.00 hingga 06.00 WIB mengeluarkan sembilan kali guguran lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.900 meter.
“Terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi, 22 Juli 2024 pada pukul 04.04 WIB dengan amplitudo max 40 mm, durasi 126 detik, jarak luncur 1.200 meter ke arah Kali Bebeng, arah angin ke Barat,” kata BPPTKG dalam keterangan resminya.
Menurut BPPTKG, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara, meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik apabila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
“Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya,” lanjutnya.
BPPTKG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya dan mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Selain itu masyarakat diimbau agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi. BPPTKG menambahkan jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. (TR Network)