OSLO – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Indonesia, Siti Nurbaya bersama Penasehat Senior Presiden Amerika Serikat (AS) untuk Kebijakan Perubahan Iklim Internasional (SPEC) John Podesta membahas komitmen dan upaya kedua negara untuk menguatkan ambisi iklim.
Menteri Siti menyampaikan komitmen Indonesia untuk memperkuat target kontribusi yang ditetapkan secara nasional atau nationally determined contribution (NDC) dalam kerangka Perjanjian Paris, untuk bersama-sama menahan kenaikan suhu global di bawah 2 derajat celcius dan menekannya lebih lanjut menuju 1,5 derajat celcius.
Pengurangan emisi Indonesia mencapai 47,3% pada 2020, 43,8% pada 2021, dan 41,6% pada 2022 dibandingkan dengan baseline tahunan, melebihi target NDC sebesar 43,2%
“Indonesia telah meningkatkan target penurunan emisi gas rumah kaca menjadi 31,89% unconditionally dan 43,20% conditionally. Ini merupakan transisi menuju komitmen second NDC (SNDC) yang akan diberlakukan untuk pencapaian target pengurangan emisi GRK pada 2031 sampai 2035,” kata Menteri Siti di Oslo, Norwegia, pada Senin, 24 Juni 2024.
Menteri Siti menjelaskan bahwa dalam perancangan SNDC, ambisi iklim Indonesia, selain aksi yang telah dikomitmenkan di dalam Enhanced NDC, akan memasukkan aksi mitigasi di bidang pertanian dan peternakan untuk mengurangi gas metana.
Sementara itu, John Podesta menyampaikan pentingnya peran dan kerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam penurunan emisi gas rumah kaca di berbagai sektor, terutama sektor energi melalui transisi energi termasuk biomass energy, serta sektor kehutanan dan penggunaan lahan.
“Strategi untuk mewujudkan komitmen NDC di 2035 menjadi sangat penting dengan rencana yang terintegrasi,” kata Podesta.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, Indonesia dan Amerika Serikat telah menyepakati beberapa hal yang memerlukan tindak lanjut, di antaranya rencana aksi penanganan emisi gas metana di sektor limbah melalui pengembangan methan capture. Prioritas lokasi diarahkan pada 35 tempat pembuangan akhir (TPA) sampah (landfill) yang mengalami kejadian kebakaran sebagai dampak musim panas yang luar biasa di 2023.
Selain itu, Amerika Serikat menawarkan kerja sama dalam pengembangan metode dan standar untuk inventarisasi padang lamun (seagrass) melalui dukungan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Dalam kerangka Working Group 2 Task Force (Natural Capital and Ecosystem Services: FOLU, Mangroves, and Ocean) akan dibahas, serta rencana penyelenggaraan Workshop mengenai Carbon Market pada bulan Agustus 2024. (TR Network)