ACEH – Konflik yang terjadi antara manusia dan gajah di wilayah Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mengalami peningkatan dan menjadi perhatian serius.
Sepanjang tahun 2024, tercatat sebanyak 114 kejadian konflik yang melibatkan antara gajah liar dan manusia.
Menurut Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh, Kamaruzaman, konflik ini terjadi akibat gangguan terhadap habitat gajah yang semakin menyempit.
“Terkait konflik manusia dan gajah, habitat mereka terganggu karena sudah ada interaksi dengan manusia. Sebenarnya, Gajah sangat santun terhadap manusia, namun karena ada gesekan, mereka merasa terganggu,” kata Kamaruzaman Minggu, 16 Februari 2025.
Dikatakan, konflik ini bukanlah fenomena baru. Apalagi, jalur jelajah gajah liar sudah terbentuk secara turun-temurun.
Untuk mengatasi konflik ini, pihak BKSDA telah melakukan berbagai upaya mitigasi.
“Kami melakukan penggiringan gajah kembali ke habitat aslinya, pembentukan kelompok swadaya masyarakat untuk respon cepat,”ujar Kamaruzaman.
Selain itu, patroli dan monitoring secara berkala dilakukan untuk mencegah insiden lebih lanjut.
“Upaya mitigasi ini diharapkan dapat mengurangi konflik antara manusia dan gajah, serta menjaga keseimbangan antara pelestarian satwa liar dan kehidupan masyarakat di sekitar habitat mereka,” imbuhnya. (TR Network)