JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyoroti konservasi hutan di Pulau Jawa.
Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono mengatakan strategi komprehensif dan terintegrasi serta kolaborasi para pemangku kepentingan diperlukan untuk akselerasi pemulihan hutan dan lingkungan termasuk menghadapi dinamika pengelolaan hutan di Pulau Jawa.
“Keberhasilan rehabilitasi hutan dan lahan di Pulau Jawa yang melibatkan masyarakat berperan strategis dan telah berkontribusi nyata terhadap perbaikan keberlanjutan fungsi lingkungan dan hutan, peningkatan kesejahteraan ekonomi lokal, dan pencapaian Indonesia FoLU Net Sink 2030,” ujarnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, 28 Juni 2024.
Berbicara dalam Rapat Kerja Ekoregion Jawa yang digelar di Sleman, D.I. Yogyakarta pada Rabu, 26 Juni, Bambang menjelaskan pemulihan ekosistem berbasis kelestarian hutan di Ekoregion Jawa harus tetap memperhatikan prinsip aturan, tanpa melupakan aspek praktik terbaik dan yang sudah terbukti efektivitasnya.
Dengan strategi tersebut, jelasnya, maka dapat menjamin kebijakan pemulihan mengingat konfigurasi dan karakteristik hutan Jawa tidak bisa dipecah dalam perencanaannya.
Secara khusus dia memaparkan bahwa kebijakan rehabilitasi hutan dan lahan di Ekoregion Jawa dilaksanakan di dalam dan luar kawasan hutan dengan mengacu Rencana Umum Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RURHL) tahun 2022–2032 melalui penanganan lahan kritis, pasca bencana, erosi, dan sedimentasi.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan pentingnya komitmen dan konsistensi kepala daerah dalam upaya pemulihan dan penegakan hukum lingkungan hidup.
Meminjam semangat yang terkandung dalam falsafah Hamemayu Hayuning Bawana, selaku ruh yang mendasari seluruh proses perencanaan di Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengajak semua pihak memperindah dunia yang pada dasarnya memang diciptakan indah adanya.
“Bahwa dalam upaya kita untuk mewujudkan dunia yang lebih baik bagi semua, mungkin tidak ada salahnya jika kearifan lokal warisan leluhur juga dapat kita telisik kembali, pahami esensinya, dan temukan relevansinya dengan tantangan dan peluang yang sedang kita hadapi saat ini. Mungkin, leluhur kita sudah memiliki solusinya,” kata Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Dalam rapat kerja tersebut, secara khusus dijelaskan para pihak di Ekoregion Jawa telah melakukan pendekatan aksi kolaboratif dalam akselerasi dan optimalisasi program strategis lingkungan hidup dan kehutanan dalam upaya pemulihan hutan dan lingkungan.
Termasuk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelibatan para pihak dalam kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan, konservasi alam, perlindungan hutan, pelaksanaan desentralisasi pengelolaan sampah, dan peningkatan kualitas air terus dilakukan. (TR/Network)