JAKARTA – Tahukah anda apa itu PCBs atau polychlorinated biphenyls? Jika belum tahu, silakan simak pelan-pelan paparan di bawah ini.
PCBs merupakan senyawa sintesis buatan yang berbahaya bagi manusia. Ancaman bahaya dipicu oleh sifat akumulatif PCBs yang bisa berjangka panjang jika sudah berada di dalam tubuh manusia.
Senyawa tersebut juga dapat menyebabkan terjadinya beberapa jenis penyakit degeneratif. Di antaranya adalah kanker, hipertensi, diabetes, gangguan sistem reproduksi, penurunan daya tahan tubuh, peningkatan risiko penyakit jantung, dan gangguan sistem saraf.
”Senyawa ini sangat berbahaya dan beracun, tidak mudah terurai di lingkungan atau persisten, serta bioakumulatif atau menumpuk di dalam jaringan lemak makhluk hidup yang dapat menyebabkan kanker,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati.
Sebegitu bahayanya, PCBs juga digolongkan sebagai senyawa polutan organik persisten (pop) yang produksi, distribusi, dan penggunaannya telah dilarang secara global.
Sejatinya, pelarangan tersebut berangkat dari trauma masa lalu. Sejarah mencatat, ada tiga peristiwa monumental yang mengingatkan dunia akan bahaya PCBs. Yakni:
- Insiden Yusho
Pada 1968 di wilayah utara Kyushu Jepang, tercatat sebanyak 15.000 orang menderita penyakit pigmentasi pada kulit, peningkatan angka kematian janin, serta tercatat sebanyak 400.000 kasus kematian ternak unggas.
Kejadian ini kemudian dikenal sebagai insiden “Kanemi Yusho”, yang penamaannya mengikuti nama perusahaan “Kanemi Company” yang memproduksi minyak beras yang diketahui terkontaminasi senyawa PCBs.
- Peristiwa di Taiwan
Tercatat sebanyak 1.843 kasus dengan gejala penyakit yang sama dengan insiden Yusho terjadi pada akhir tahun 1979 hingga 1980 di wilayah Taiwan Tengah. Kasusnya ditemukan terjadi pada kelompok usia 11 hingga 20 tahun. Selain itu, terjadi kasus hiperpigmentasi atau bercak gelap pada kulit pada bayi yang dilahirkan dari ibu yang terkontaminasi PCBs.
- Domba Irlandia
Sementara di Irlandia, kasusnya sedikit lebih ringan, dimana PCBs ditemukan pada sampel daging domba yang disembelih untuk dijual. Temuan ini menyebabkan dilakukannya penyelidikan secara intensif oleh otoritas Negara tersebut.
Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa PCBs bisa mengontaminasi produk atau bahan pangan, yang dikonsumsi manusia.
Senyawa PCBs bisa masuk ke manusia lewat makanan, udara dan kulit. Yang paling dominan, memang lewat makanan. Sebelumnya, senyawa itu bisa saja ada di dalam tubuh ikan atau ternak, yang pakan dan tempat hidupnya telah terkontaminasi PCBs.
Tidak seperti senyawa berbahaya lainnya, PCBs tidak bisa dimusnahkan dari tubuh dan akan terus berakumulasi. Ini yang membuat PCBs lebih berbahaya dibanding senyawa lain.
Bahan PCBs banyak diaplikasikan pada peralatan listrik antara lain cairan dielektrik, transformator, dan kapasitor. Di samping itu juga terdapat pada alat-alat rumah tangga seperti oven microwave, pendingin udara / AC, motor listrik, rangkaian elektronik elektro magnet, tombol listrik, pemutus arus listrik otomatis, pompa vakum, kabel listrik bahkan pada tinta, pelumas, cat dan aspal.
Saat ini larangan pemakaian PCBs telah menjadi isu dunia. Bahkan, dunia sepakat untuk menghapus senyawa ini dari muka bumi pada 2028. Sabar, tidak lama lagi.