JAKARTA – Berbagai upaya terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jakarta untuk memitigasi bencana banjir, salah satunya dengan mengeruk sedimen.
Sejauh ini, Pemerintah Provinsi Jakarta telah mengeruk 1,026 juta meter kubik (m3) sedimen dari waduk, situ, embung, kali atau sungai di lima wilayah kota.
“Berdasarkan data hingga 6 Desember 2024, progres pengerukan sedimen sungai di lima kota administrasi sudah mencapai 1.026.879 meter kubik (m3),” kata Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Hendri, Rabu, 11 Desember 2024.
Dia memerinci, dari jumlah sedimen yang dikeruk, sebanyak 587.107 m3 merupakan kubikasi pengerukan waduk/situ/embung, sementara untuk pengerukan kali/sungai mencapai 286.284 m3 dan 158.486 m3 untuk pengerukan saluran tersier atau penghubung (PHB).
Hendri menjelaskan, pengerukan sedimen tersebut merupakan salah satu kegiatan rutin Dinas SDA sepanjang tahun untuk mengoptimalkan daya tampung air saat hujan, sehingga dapat meminimalkan banjir saat musim hujan.
Selain pengerukan sedimen sungai, Dinas SDA juga melakukan upaya lainnya dalam antisipasi banjir, yakni optimalisasi pemeliharaan sarana dan prasarana pengendali banjir, seperti rumah pompa, pintu air, dan alat berat, sehingga dapat bekerja maksimal saat kondisi prabanjir atau saat penanganan banjir.
Di tengah upaya Dinas SDA Jakarta melakukan pengerukan sedimen, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperpanjang status peringatan dini cuaca ekstrem hingga 15 Desember 2024 seiring meningkatkan curah hujan di Jabodetabek.
BMKG memprediksi hujan akan turun 100 mm pada puncak cuaca ekstrem, sehingga ini perlu diwaspadai. (TR Network)