JAKARTA – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) pada tahun ini telah membukukan pendapatan kredit karbon sebesar US$732 ribu, yang merupakan pendapatan perdana dari bursa karbon Indonesia.
Atas capaian itu, PGEO pun berambisi menjadi perusahaan dengan kapasitas 1 gigawatt (GW) pada 2025.
Untuk mencapai target tersebut, perusahaan ini menjadikan ekspansi sebagai prioritas utama periode dua tahun mendatang.
“Dengan strategi quick wins dan penerapan teknologi co-generation di beberapa area, saat ini perseroan sedang berproses untuk mencapai target tersebut, tentunya dengan bantuan optimalisasi value creation,” kata Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy (PGEO), Julfi Hadi melalui keterangan tertulisnya, Jumat (15/12/2023).
PGEO saat ini telah berkolaborasi dengan Pertamina NRE dan Pertamina Patra Niaga untuk mendorong komersialisasi karbon dengan memasok kredit karbon ke agregator utama Pertamina Geothermal Energy, yaitu Pertamina New Renewable Energy (PNRE), di bursa karbon Indonesia.
Di tingkat global, PGEO semakin agresif melakukan ekspansi melalui kemitraan dengan Africa Geothermal International Limited (AGIL) untuk mengembangkan potensi panas bumi sebesar 140 MW pada konsesi Longonot, Kenya, serta Geothermal Development Company (GDC) untuk mengembangkan potensi panas bumi sebesar 3 x 100 MW pada konsesi Suswa, Kenya.
Keseriusan perseroan dalam pengembangan potensi panas bumi ditandai dengan membentuk joint venture company (JVC) bersama Chevron New Energies Holdings Indonesia Ltd. (Chevron) untuk mengembangkan WKP Way Ratai, Lampung. Perusahaan ini, bernama PT Cahaya Anagata Energy, mencerminkan komitmen keduanya dalam mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai energi masa depan.
“Pada tahun ke-17, perseroan berada dalam posisi solid untuk terus berkembang. Capaian laba bersih sebesar US$133,4 juta pada kuartal III-2023 menunjukkan posisi fundamental yang kuat, melampaui raihan laba sepanjang 2022 yang mencapai US$ 127,3 juta,” tambah Julfi.
Tidak hanya fokus pada pertumbuhan bisnis, PGEO juga menunjukkan komitmen terhadap lingkungan dan sosial. Pada tahun 2023, perusahaan ini meraih skor 8.4 dari lembaga ESG rating global Sustainalytics, menandakan kategori negligible risk.
“Peringkat ini mencerminkan keunggulan Perseroan dalam menerapkan praktik ESG. Adanya penghargaan ini menunjukkan bahwa PGEO telah mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam operasi bisnis,” pungkas Julfi. (TR Network)