JAKARTA – Wakil Ketua MPR, Eddy Soeparno mendorong adanya upaya kolektif dalam mitigasi dampak perubahan iklim, terutama bagi kalangan petani.
Pasalnya, perubahan iklim yang semakin memburuk dan telah berubah menjadi krisis iklim kini menjadi ancaman nyata bagi para petani.
“Perubahan iklim telah membuat periode tanam dan panen petani padi tidak teratur, dampaknya pada penurunan kuantitas beras yang dihasilkan. Lebih dari itu kualitas beras unggulan Petani Cianjur dikhawatirkan juga terkena dampaknya,” ungkap Eddy dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, dikutip Rabu, 27 November 2024.
Menurut Eddy, dampak perubahan iklim dirasakan langsung oleh masyarakat, mulai dari peningkatan suhu ekstrem hingga perubahan siklus panen.
Ia menjelaskan, Jakarta saja hampir selalu masuk sebagai kota dengan kualitas udara terburuk dunia dalam indeks kualitas udara.
“Harus ada upaya memberikan perlindungan bagi petani dengan kebijakan seperti teknologi pengelolaan lahan, kalender tanam, dan lainnya. Semuanya dilakukan untuk melindungi petani dari dampak krisis iklim,” katanya.
Eddy menambahkan, upaya menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin memburuk dengan mendorong percepatan transisi energi menuju energi terbarukan. Diharapkan, sinergi kelembagaan, dukungan legislasi, dan kolaborasi aktif dengan kalangan akademisi dapat mewujudkan lingkungan hidup yang sehat. (TR Network)