SINGAPURA – Singapura sedang menghadapi bencana iklim yang berbahaya. Pasalnya, cuaca ekstrim yang terjadi akibat kenaikan permukaan laut, disinyalir akan muncul lebih cepat di masa mendatang.
Di Singapura saat ini, tingkat rata-rata kenaikan suhu mencapai 5 derajat celcius, sehingga menjadikan suhu di negara tersebut mencapai 31,9 derajat celcius. Bahkan dengan adanya pembangunan terus menerus ditambah pembakaran fosil, menyebabkan perubahan iklim semakin terasa dan meningkatkan kewaspadaan. Jika tidak diatasi secara cepat, maka suhu akan terus meningkat.
Pusat Penelitian Iklim Singapura (CCRS) pada Jumat 5 Januari 2024, mengeluarkan laporan tentang adanya studi perubahan iklim nasional ketiga atau disebut juga dengan V3.
Proyeksi V3 didasarkan pada tiga skenario yaitu emisi rendah, sedang, dan tinggi. Skenario rendah didasarkan pada target nol bersih yang dicapai setelah 2050, yang saat ini diasumsikan pola histori pembangunannya secara terus menerus dan skenario emisi tingginya berpusat pada pengembangan berbasis energi-intensif dan bahan bakar fosil.
“V3 menunjukkan bahwa kita harus menghadapi kondisi iklim yang lebih ekstrim seperti suhu tinggi, curah hujan yang lebih deras, dan musim kering yang lebih lama dan lebih sering. Kondisi iklim ini juga dapat menyebabkan tantangan iklim tidak langsung lainnya, termasuk gangguan pada air dan makanan,” kata Grace Fu selaku Menteri Keberlanjutan dan Lingkungan, dilansir dalam laman The Business Times, Senin (8/1/2024).
Menurutnya, dengan skenario emisi yang tinggi, menyebabkan suhu rata-rata Singapura diproyeksikan naik 0,55 derajat celcius per dekade pada 2100. Tentu saja hal ini sangat kontras dengan apa yang terjadi selama 40 tahun terakhir, yang mana suhu rata-rata tahunan negara hanya naik 0,24 derajat celcius per dekade.
Tidak hanya itu, selain akan melewati hari-hari yang sangat panas, ketika suhu panas melebihi 35 derajat celcius, maka kondisi itu akan menjadi suatu hal yang wajar terjadi. Sebab, studi menemukan Singapura mengalami rata-rata 21,4 hari per tahun dalam 40 tahun terakhir.
Pada 2100, negara akan memproyeksikan mengalami kondisi itu selama 41 hari atau paling lama 351 hari. Negara ini juga diatur untuk memiliki lebih banyak “malam yang hangat” yaitu ketika suhu melebihi 26,3 derajat celcius dari rata-rata 76 malam seperti itu per tahun dalam 40 tahun terakhir, Singapura bisa mengalami malam hangat hampir sepanjang tahun pada 2100. (TR)