JAKARTA – Berbagai upaya dalam mitigasi perubahan iklim terus dilakukan, salah satunya dengan mengatasi problem lingkungan di wilayah perkotaan.
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) telah mengidentifikasi isu lingkungan yang kerap ditemui di perkotaan. Selain polusi udara, masalah sampah juga masih jadi persoalan yang tidak hanya berdampak kepada kesehatan tapi juga menghasilkan emisi gas rumah kaca.
Direktur Pengendalian Kerusakan Ekosistem Gambut KLH Mohammad Noor Andi Kusumah mengatakan permasalahan lingkungan menjadi salah satu isu di beragam kota, seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang tinggal di wilayah urban.
“Ketika kita membicarakan tambah jumlah penduduk, maka sudah dipastikan timbulan sampah setiap kota itu akan bertambah dan itu tantangan bapak-bapak bupati dan wali kota tidak tambah sedikit,” ujar Andi dalam diskusi yang digelar Yayasan WWF Indonesia di Jakarta, Kamis, 5 Desember 2024.
Dia mengatakan KLH juga sudah mengidentifikasi isu polusi udara sebagai salah satu yang kerap dihadapi di berbagai kota, termasuk akibat dari transportasi menggunakan bahan bakar fosil maupun untuk menghasilkan listrik. Tidak hanya itu, terdapat juga potensi isu lingkungan yang diakibatkan peningkatan kebutuhan setelah terjadi pertumbuhan penduduk di perkotaan karena produksi industri yang meningkatkan dapat berpotensi dengan timbulan limbah dan peningkatan emisi.
Karena itu, jelasnya, Indonesia sendiri sudah berkomitmen untuk mengatasi beragam isu tersebut sebagai bagian dari upaya untuk mencapai target iklim yang sudah tertuang dalam dokumen iklim Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC).
Dia memaparkan dalam dokumen tersebut Indonesia menargetkan pengurangan emisi sampai dengan 2030 mencapai 31,89 persen dengan upaya sendiri dan sebesar 43,2 persen apabila mendapatkan dukungan internasional. Beberapa program sudah didorong, termasuk menekan emisi dari sektor kehutanan dan energi melalui pencegahan deforestasi dan transisi energi, serta dari menekan produksi metana dari limbah dengan perbaikan pengelolaan sampah.
Di sisi lain, kata dia, Indonesia sebagai negara berkembang masih harus melakukan pembangunan yang juga akan menghasilkan emisi dalam kegiatan tersebut.
“Jadi ketika kita mulai punya komitmen ingin mengurangi emisi gas rumah kaca, dengan tadi saya bilang penduduk yang tambah banyak, kebutuhan lain yang tambah tinggi, upaya yang dibutuhkan akan menjadi lebih ekstra,” imbuhnya. (TR Network)