SUKABUMI – Menteri Lingkungan Hidup RI Hanif Faisol Nurofiq mengatakan bahwa rehabilitasi dan konservasi lahan menjadi solusi utama untuk mencegah terjadinya kembali bencana tanah longsor dan banjir bandang di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
“Berdasarkan bentang lahan atau lanskap citra satelit yang dilihat ada beberapa hal yang harus dilakukan sebagai langkah strategis untuk mengantisipasi kejadian serupa di kemudian hari di Kabupaten Sukabumi. Yang paling utama adalah rehabilitasi dan konservasi lahan harus segera dilakukan,” kata Hanif Faisol Nurofiq saat berada di Kabupaten Sukabumi, Minggu, 15 Desember 2024.
Menurut Hanif, Kementerian Lingkungan Hidup bersama pemerintah daerah, khususnya Pemkab Sukabumi, bertanggung jawab untuk menjaga kelayakan lingkungan.
Maka dari itu, pihaknya mendorong instansi pemerintahan maupun lembaga nonpemerintahan serta pemangku kepentingan lain untuk bersama melakukan penanganan lingkungan melalui kegiatan rehabilitasi dan konservasi lahan dan teknik sipil.
Kementerian Lingkungan Hidup, kata dia, mendukung kegiatan-kegiatan penghijauan, termasuk pengadaan multipurpose tree species atau tanaman yang memiliki berbagai fungsi dan kegunaan.
“Rehabilitasi dan konservasi harus segera dilaksanakan di lokasi-lokasi lahan yang kondisinya sudah kritis atau rusak di Kabupaten Sukabumi untuk mencegah terjadinya bencana serupa di kemudian hari,” tambahnya.
Selain rehabilitasi dan konservasi lahan, Hanif menegaskan bahwa pihaknya meningkatkan pengawasan terhadap berbagai aktivitas yang memanfaatkan sumber daya alam untuk mewujudkan aktivitas ramah lingkungan.
Dengan demikian, jika ditemukan adanya aktivitas yang berpotensi merusak lingkungan hidup atau tidak memperhatikan dampak pada lingkungan sekitar, kata dia, izinnya bisa dicabut dan diberikan sanksi.
Sementara itu, Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri berharap kedatangan Menteri Lingkungan Hidup ke lokasi bencana bisa menghasilkan solusi jangka panjang agar bencana serupa tidak terulang di kemudian hari.
Di sisi lain, dia menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Lingkungan Hidup yang telah peduli terhadap penyintas bencana di Kecamatan Pabuaran dengan menyalurkan bantuan berupa peralatan untuk mempermudah aktivitas pengungsi.
Seperti diketahui di lokasi ini ada sekitar 400 jiwa yang mengungsi akibat terdampak bencana tanah longsor dan banjir bandang. Mereka mengungsi di pelataran Kantor Desa Lembursawah.
Adapun bantuan yang diserahkan berupa seribu batang paralon untuk pipanisasi dan WC portabel. Diharapkan pada hari Senin (16/12) WC tersebut sudah bisa digunakan oleh para pengungsi.
Walhi Soroti Tambang
Sementara itu, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) meminta polisi menyidik perusahaan tambang di wilayah Sukabumi yang disebut menjadi penyebab adanya banjir dan bencana alam, terutama pada awal Desember 2024.
WALHI menilai aktivitas para perusahaan tambang itu telah membuat kerusakan lingkungan.
“Meminta Polri melakukan penegakan hukum tindak pidana lingkungan. Kepada pemerintah kami mendesak agar menuntut perusahaan untuk melakukan pemulihan lingkungan, mengganti kerugian yang diderita masyarakat, dan mengevaluasi areal perhutanan sosial yang dijadikan objek tambang,” kata Direktur Eksekutif WALHI Jawa Barat, Wahyudin, dalam keterangan tertulisnya pada Jumat, 13 Desember 2024.
Wahyudin mengatakan WALHI Jawa Barat telah menurunkan tim investigasi sejak 3 Desember lalu ke Sukabumi. Dia menyebut timnya menemukan tidak hanya kawasan Guha dan Dano yang terdegradasi, tetapi di kawasan lain juga terjadi kerusakan alam akibat tambang emas dan galian kuarsa untuk bahan pendukung pembuatan semen.
Sementara itu, Deputi Eksternal Eksekutif Nasional WALHI Mukri Friatna mengatakan banjir bandang yang terjadi pada awal Desember 2024 di Sukabumi telah menimbulkan dampak serius bagi kehidupan sosial sekaligus ekonomi masyarakat.
Menurut dia, ada 39 kecamatan dan 176 desa terdampak banjir serta risiko belasan warga meninggal dan hilang. (AT Network)