ISLAMABAD – Pakistan meluncurkan terobosan hijau besar-besaran sebagai upaya mitigasi bencana iklim.
Negeri itu melanjutkan upaya besarnya menanam 10 miliar pohon untuk mengurangi kabut asap.
Sebagaimana dilaporkan Reuters, Senin (9/8/2021), Perdana Menteri Imran Khan mendesak warganya untuk mengindahkan peringatan mengerikan dalam laporan perubahan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Manusia telah melakukan tindakan yang merugikan berkat Tuhan, bagi dunia ini, sehingga banyak hal, seperti naiknya permukaan laut misalnya karena pemanasan dan emisi – tidak dapat kembali seperti semula,” kata Khan di pusat kota Lahore.
Imran Khan membuat pernyataan saat meresmikan apa yang dikatakan para pejabat sebagai proyek hutan Miyawaki perkotaan terbesar di dunia.
Menggunakan teknik yang dipelopori oleh mendiang ahli botani Jepang Akira Miyawaki, hutan ini mencakup 12,5 hektar dan memiliki lebih dari 165.000 tanaman.
“Kita semua yang hidup di dunia saat ini, jika kita melakukan semua yang kita bisa, mungkin kita bisa menyelamatkan dunia dari bahaya yang lebih buruk lagi yang akan datang,” tambah Khan.
Sejak gerakan penanaman pohon dimulai pada tahun 2018, Pakistan memiliki 1 miliar pohon lebih banyak dan menanam 500 juta lagi selama musim hujan.
“Jika Anda mengkhawatirkan anak-anak Anda dan masa depan mereka, paling tidak yang bisa Anda lakukan adalah menanam satu pohon dan merawatnya,” kata Khan.
Para pejabat mengatakan pohon-pohon itu diperkirakan tumbuh 10 kali lebih cepat dari biasanya karena teknik Miyawaki menanamnya berdekatan.
Hutan tersebut merupakan salah satu dari 53 lokasi di Lahore yang diharapkan berfungsi sebagai penyerap karbon. Kota berpenduduk 10 juta ini telah bergulat dengan kabut asap dalam beberapa tahun terakhir. Polusi asap memaksa sekolah-sekolah ditutup dan menjadikannya sebagai salah satu kota paling tercemar di dunia.
Pada Senin (9/4), Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim PBB menyatakan bahwa pengaruh manusia telah menghangatkan atmosfer, laut dan daratan. Bahkan tindakan paling keras untuk mengurangi emisi, kata panel, tidak akan mencegah pemanasan global sebesar 1,5 derajat Celcius, dan cuaca ekstrem serta naiknya permukaan laut akibat perubahan itu. (ATN)