JEPARA – Sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang, Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan pertanian yang toleran pada salinitas tinggi, salah satunya adalah beras biosalin.
Saat ini BRIN tengah menginisiasi kerja sama riset mina padi salin di Jepara dengan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Diponegoro.
Koordinator Kelompok Riset Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PRSPBPDH) BRIN, Tri Martini Patria Biosalin merupakan varietas unggul yang toleran terhadap salinitas.
“Varietas dengan nama lengkap Biosalin 1 Agritan dan Biosalin 2 Agritan ini dirilis oleh Kementerian Pertanian berdasarkan Surat Keputusan Nomor 894 dan Nomor 895 Tahun 2020. Selain toleran terhadap salinitas, biosalin juga agak tahan terhadap hama wereng batang cokelat, penyakit hawar daun bakteri, dan hama blas. Sementara potensi hasilnya mencapai 8,75 ton/hektar untuk biosalin 1 dan 9,06 ton/hektar untuk biosalin 2,” ujar Tri, dikutip Sabtu, 4 Januari 2025.
Tri menyebut inisiasi riset ini berawal dari kegiatan kerja sama Smart Farming Biosalin 1 dan 2 antara Undip dan Pemerintah Kota Semarang yang didukung periset eks Kementerian Pertanian yang kini berintegrasi ke BRIN. Riset bermula sejak tahun 2021 dengan demplot uji coba varietas yang sudah mendapat SK pelepasan oleh Menteri Pertanian.
Sementara itu Kepala Kampus Undip Jepara Nyoman Widiasa juga menyebut inisiasi kerja sama ini muncul setelah Wakilota Semarang menanam padi salin bersama BRIN.
“Undip berinisiasi untuk turut berkolaborasi dengan mengambil bagian untuk mengembangkan mina padi salin. Fokus kami di bidang marine, termasuk untuk padi salin kami siap bergandengan dengan BRIN,” jelas dia.
Ia berharap kerja sama Undip dengan BRIN nantinya dapat mengembangkan sektor kelautan yang berdampak ilmiah, sosial, dan ekonomi. Undip juga berencana mengajukan kolaborasi riset dengan BRIN yang akan segera ditindaklanjuti.
Di saat yang sama Anggota Dewan Pengarah BRIN, Tri Mumpuni menyebut kerja sama ini adalah wujud kerja sama yang konkrit antara BRIN dengan Universitas.
“BRIN sudah punya kegiatan ini, silahkan peneliti terkait dapat berkontribusi dan berkegiatan di kampus Undip ini,” ujarnya.
Ia menekankan agar Undip dapat memperbanyak kesempatan anak-anak daerah untuk mendapatkan beasiswa belajar di kampus tersebut.
“BRIN ada dana LPDP, perkuat apa yang ada di sini, lakukan kolaborasi,” tegas Puni.
Menurutnya Indonesia mempunyai garis pantai terpanjang setelah Kanada. Indonesia juga negara penghasil ikan yang besar.
“Saat penduduk semakin banyak, tanah semakin sedikit, kita harus berinovasi agar suatu saat padi bisa tumbuh di laut. Apa yang bisa kita miliki mari kelola dengan masyarakat lokal supaya membawa manfaat yang lebih besar,” paparnya. (TR Network)