JAKARTA – Mantan wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla mengkritik keras kebijakan hilirisasi nikel di Indonesia.
Pasalnya, kebijakan itu membuat China menguasai 90% nikel Indonesia, sementara Indonesia sendiri hanya mendapatkan kerusakan lingkungan.
“Hilirisasi atau secara umum disebut juga industrialisasi merupakan upaya untuk memberikan nilai tambah. Itu harus dilaksanakan seluruh negara untuk memperkuat nilai tambahnya, ekspornya. Semuanya maju karena industri, tidak ada negara yang tidak maju karena industri,” kata Jusuf Kalla, Selasa (19/12/2023).
Akan tetapi, efek dari hilirisasi yang ada saat ini justru terjadi monopoli dan hanya dikuasai oleh segelintir orang.
“Namun, jangan seperti apa yang digembar-gemborkan dewasa ini, hilirisasi terjadi semacam monopoli dan terlalu memberikan suatu kebebasan kepada sekelompok penguasanya yang hampir semuanya dari China,” ujar JK.
Dengan tegas, JK bahkan berani mengatakan jika hilirisasi nikel Indonesia 90% dikuasai oleh China.
“Nikel misalnya, kita mempunyai kekayaan nikel terbesar di dunia. Tapi 90% dikelola oleh pengusaha-pengusaha dari China dengan pajak hanya 1%.”
“Kemudian memperbolehkan tenaga kerja (China) yang puluhan ribu masuk. Sehingga yang kerja mereka, yang punya mereka, yang membangun mereka dan mereka menguasai hilirisasi itu,” katanya.
JK kemudian mengatakan bahwa jika demikian, Indonesia hanya akan mendapatkan kerusakan lingkungan dari program hilirisasi yang digaungkan.
“Kita dapat apa? kita mendapat kerusakan lingkungan yang luar biasa,” tutur Jusuf Kalla. (TR Network)