SUKABUMI — Di balik setiap produk gula kelapa yang berkualitas, terdapat dukungan dari para petani yang kuat dan kelembagaan yang berdaya saing. Inilah yang menjadi sorotan dalam Hari Temu Tani (Farmer Field Day) yang digelar pada hari Selasa, 24 September 2024, di Gedung Sentra IKM Opak Jampang, Kabupaten Sukabumi yang dilaksanakan oleh Widya Erti Indonesia (WEI) dan didukung oleh Unilever.
Dengan tema ‘Melalui Hari Temu Tani, Mendorong Lahirnya Kelembagaan Petani yang Strategis, Berdaya Saing dan Berkelanjutan sebagai Rantai Nilai Gula Kelapa di Sukabumi’ acara ini mengajak para pemangku kepentingan untuk melihat langsung manfaat Program Sekolah Lapangan Kelapa Nira (SLKN) bagi kesejahteraan petani lokal.
WEI mendorong para petani untuk dapat mengimplementasikan Praktik Pertanian Terbaik melalui rangkaian Sekolah Lapangan Kelapa Nira (SLKN). Dari target awal 500 petani yang lulus SLKN, sebanyak 740 petani telah dinyatakan lulus dan mendapatkan sertifikat pelatihan, dimana 32% diantaranya merupakan petani muda (15-29 tahun). Hal ini menjadi harapan baru bagi regenerasi petani kelapa di Sukabumi.
Untuk mendukung itu, terbentuklah kelembagaan petani yang bernama Perkumpulan Kelompok Tani Kelapa Genjah Sukabumi (PKTKGS). Perkumpulan ini merupakan inisiatif dari para petani alumni SLKN bersama dengan WEI agar petani dapat mengakses berbagai informasi dan bantuan lainnya serta menjaga praktik keberlanjutan sebagai bagian dari rantai pasok gula kelapa di Sukabumi.
Asisten Daerah II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Fuji Widodo, mengungkapkan rasa terima kasih dan kebanggaannya terhadap program untuk petani kelapa genjah di wilayah Sukabumi.
“Inisiatif ini sangat penting untuk keberlanjutan ekonomi lokal. Keberadaan varietas kelapa genjah membawa harapan baru keterlibatan perempuan dan
petani milenial untuk menjawab persoalan regenerasi petani. Kami mendukung program ini untuk terus berjalan, semoga bisa mensejahterakan masyarakat di Sukabumi dan menjadi contoh bagi daerah lain.” ungkapnya.
Made Wiranatha Krisna, Direktur Eksekutif Widya Erti Indonesia, menjelaskan dalam sambutannya, menjelaskan SLKN tidak hanya berfokus pada praktik pertanian yang baik (Good Agricultural Practices), tetapi juga menekankan pentingnya kelembagaan petani yang strategis dan berdaya saing. “Dengan adanya kelembagaan yang kuat, para petani kelapa nira dapat lebih mudah terhubung dengan pasar dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Apalagi gula kelapa saat ini menjadi komoditas berkelanjutan yang diakui oleh pasar global,”jelasnya.
WEI juga memfasilitasi pembentukan perkumpulan petani kelapa nira dengan varietas genjah yang diharapkan mampu menjembatani kebutuhan petani dengan berbagai pemangku kepentingan, baik dari sektor swasta maupun pemerintah.
“Dengan adanya wadah perkumpulan bagi petani, kami bisa lebih mudah berkolaborasi dengan para stakeholder, memberi ruang berbagi antar petani terkait praktik pertanian yang baik (GAP), serta meningkatkan skala dan kualitas produksi. Ini adalah langkah strategis dalam membangun rantai nilai gula kelapa yang mensejahterakan petani dan berkelanjutan,”kata Agus, manajer Perkumpulan Kelompok Tani Kelapa Genjah Sukabumi sekaligus mengajak berbagai stakeholder yang hadir untuk berkolaborasi.
Kegiatan FFD ini dihadiri oleh berbagai pihak yang terdiri dari Asisten Dua (Asda) Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Kepala Bidang DPMD Kabupaten Sukabumi, Kepala Bidang UMKM, Camat Surade, Danramil Surade, Kapolsek Surade, dan para kepala UPTD Pertanian se-wilayah VI Jampangkulon serta pengrajin gula kelapa SE wilayah VI.
Dalam acara ini, para peserta dapat melihat secara langsung hasil dari penerapan GAP dan penguatan kelembagaan petani kelapa nira. Demonstrasi lapangan tentang teknik budidaya yang berkelanjutan dan diskusi kelompok memberikan kesempatan kepada petani dan pemangku kepentingan untuk bertukar pengalaman, menciptakan sinergi yang lebih kuat ke depannya.(*)