GORONTALO – Dua hiu paus raksasa kembali menghiasi perairan Botubarani, Gorontalo. Kali ini, mereka bukan hanya menjadi daya tarik wisata bahari, tapi juga bagian dari langkah penting konservasi laut Indonesia.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar, bersama Yayasan Konservasi Cakrawala Indonesia (YKCI), berhasil memasang alat penanda satelit (satellite tagging) pada dua ekor hiu paus (Rhincodon typus). Teknologi ini memungkinkan pelacakan real-time terhadap migrasi dan perilaku hiu paus.
“Data dari tagging ini sangat berharga untuk merancang strategi konservasi yang adaptif dan berbasis ilmiah,” kata A. M. Ishak, Plt. Kepala BPSPL Makassar, Rabu (30/4/2025).
Perairan Botubarani memang istimewa. Lokasi ini menjadi titik berkumpulnya hiu paus secara konsisten dan telah diakui secara internasional. Menurut Abdi Hasan dari YKCI, hingga saat ini lima individu hiu paus telah ditandai, dan pihaknya berencana menambah lima lagi.
“Dengan total sepuluh ekor yang dipantau, kita akan punya peta migrasi hiu paus paling akurat di Indonesia,” ujar Abdi.
Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara, menyebut kehadiran hiu paus di Gorontalo sebagai peluang emas untuk wisata bahari berkelanjutan. Namun, ia mengingatkan bahwa aspek konservasi harus tetap menjadi prioritas.
“Tagging satelit bukan hanya untuk ilmu pengetahuan. Ini juga melindungi hiu paus dari interaksi negatif dengan manusia dan aktivitas industri laut,” tegasnya.
Koswara juga menekankan pentingnya pelibatan masyarakat lokal, terutama di Botubarani, dalam pengelolaan ekowisata. Kolaborasi dengan kelompok seperti KOMPAK Orca, Pokdarwis Botubarani, dan Pokmaswas menjadi kunci sukses di lapangan.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menegaskan bahwa menjaga keberlanjutan spesies laut seperti hiu paus adalah bagian penting dari visi ekonomi biru Indonesia.
“Jika ekosistem sehat, ekonomi masyarakat pesisir akan ikut tumbuh,” pesannya.
Dengan teknologi tagging satelit dan keterlibatan komunitas lokal, Gorontalo tidak hanya menjaga ekosistemnya, tapi juga membangun model wisata bahari yang cerdas, ramah lingkungan, dan membanggakan di mata dunia. (TR Network)