JAKARTA – Bencana banjir melanda sejumlah negara di Asia Tenggara.
Di Thailand, banjir besar melanda delapan provinsi menyebabkan sembilan orang tewas dan lebih dari 13.000 orang mengungsi pada Sabtu, 30 November 2024.
Otorita setempat mengungkapkan, banjir ini dipicu hujan yang terus menerus hingga mengakibatkan sekitar 553.921 rumah tangga terdampak.
Tim penyelamat yang menggunakan perahu dan jet ski bekerja keras untuk menjangkau warga yang terjebak di daerah yang tergenang air setinggi 2 meter.
Di beberapa wilayah, tempat penampungan sementara didirikan di sekolah dan kuil untuk menampung para pengungsi.
Di Pattani, dua rumah sakit terpaksa menghentikan operasional untuk mencegah kerusakan pada fasilitas medis akibat banjir.
Departemen Meteorologi Thailand memperingatkan hujan lebat dapat berlanjut hingga minggu depan, meningkatkan risiko banjir lebih lanjut di wilayah selatan.
Pemerintah Thailand telah mengerahkan tim penyelamat untuk membantu korban terdampak. Pemerintah juga mengalokasikan 50 juta baht untuk bantuan banjir di setiap provinsi.
Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra mengatakan bahwa pemerintah berusaha untuk memulihkan keadaan secepat mungkin.
Thailand, yang setiap tahun mengalami hujan monsun, kini menghadapi cuaca yang semakin ekstrem akibat perubahan iklim.
Banjir besar yang terjadi pada tahun 2011 menewaskan lebih dari 500 orang dan merusak jutaan rumah. Banjir kali ini mengingatkan pentingnya langkah-langkah mitigasi bencana yang lebih efektif.
Sementara di Malaysia, banjir besar melanda wilayah-wilayah terutama di negara bagian utara. Lebih dari 122.000 orang terpaksa mengungsi. Angka ini melampaui jumlah pengungsi banjir besar tahun 2014, bahkan diperkirakan terus meningkat seiring hujan deras yang masih berlangsung. Korban tewas tercatat sebanyak empat orang di Kelantan, Terengganu, dan Sarawak.
Kelantan menjadi wilayah paling terdampak, menyumbang 63 persen dari total 122.631 orang yang dievakuasi. Hampir 35 ribu pengungsi menyusul di Terengganu, sementara sisanya berasal dari tujuh negara bagian lainnya.
Hujan deras sejak awal pekan menyebabkan banjir setinggi pinggang di kota Pasir Puteh, Kelantan. Departemen Meteorologi Malaysia mengatakan, hujan lebat terus berlangsung hingga Minggu, 1 Desember 2024, terutama di Kelantan, Terengganu, dan Perak.
Fenomena banjir ini menjadi masalah tahunan di Malaysia, akibat musim hujan timur laut yang terjadi dari November hingga Maret.
Wakil Perdana Menteri Ahmad Zahid Hamidi, pemimpin Komite Manajemen Bencana Nasional, mengerahkan ribuan personel darurat ke daerah terdampak.
Peralatan seperti perahu penyelamat, kendaraan roda empat, dan helikopter juga dikerahkan untuk membantu evakuasi dan distribusi bantuan. Pejabat bencana memperingatkan bahwa banjir dapat meluas, jika hujan terus berlanjut.
Perhatian nasional tertuju pada upaya penanganan dan bantuan bagi korban, karena banyak warga kesulitan mendapatkan bantuan dengan cepat. Situasi ini menunjukkan pentingnya mitigasi bencana di tengah ancaman banjir tahunan yang terus berulang di Malaysia.
Di Indonesia, banjir dan tanah longsor melanda wilayah provinsi Sumatera Utara yang menewaskan 26 orang.
Rinciannya 10 orang masing-masing di Kabupaten Deliserdang dan Kabupaten Karo, 4 orang di Kabupaten Padang Lawas, dan 2 orang di Kabupaten Tapanuli Selatan. Ratusan orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka imbas banjir dan tanah longsor tersebut.
Selain itu sebanyak 2.514 orang mengungsi sejak bencana terjadi dalam sepekan terakhir. Sekitar 6.987 rumah terendam banjir dan 232 rumah lainnya rusak.
Banjir adalah fenomena tahunan di Asia Tenggara yang dipicu oleh musim monsun. Namun, para ilmuwan memperingatkan bahwa intensitas dan frekuensi bencana seperti ini semakin meningkat akibat perubahan iklim.
Organisasi Meteorologi Dunia menyebutkan bahwa dampak perubahan iklim global mengakibatkan cuaca ekstrem yang lebih sering dan sulit diprediksi, menempatkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara dalam risiko tinggi. (TR Network)