JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkenalkan budidaya perikanan berkelanjutan berbasis teknologi digital kepada anak-anak usia sekolah mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama dalam rangkaian peringatan Hari Ikan Nasional 2023.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya menumbuhkan minat budidaya ikan sejak dini sehingga turut memacu peningkatan produsi perikanan budidaya dan perekonomian.
Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu dalam keterangannya menyampaikan bahwa saatnya generasi muda tidak boleh malu usaha budidaya ikan. Potensi perikanan budidaya di Indonesia sangat besar. Perkembangan teknologi dalam rangka meningkatkan produksi subsektor perikanan terus ditingkatkan. Sistem pencatatan data telah diterapkan secara digital, sehingga setiap mengambil keputusan didasarkan pada data teknis yang terukur.
Penerapan teknologi digital meliputi pengecekan kualitas air, biomassa, pakan harian, serta pertumbuhan harian. Sehingga tidak lagi melakukan pengecekan secara manual. Digitalisasi ini juga didukung oleh aplikasi budidaya berbasis data atau smart farming.
“Pengembangan aplikasi berbasis digital untuk usaha budidaya ikan perlu dan cocok buat anak anak muda zaman sekarang yang melek digital,”tegas Dirjen Tebe panggilan akrab Tb Haeru Rahayu.
Tebe menegaskan KKP terus menjaga agar industri perikanan budidaya di Indonesia tetap tumbuh lewat pembangunan ekonomi biru berkelanjutan yang digagas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono.
“KKP tak cuma kejar target peningkatan produksi nasional. Namun juga berkomitmen kuat dalam mengejar target tersebut dengan selalu memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Melalui penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) pada budidaya ikan sebagai wujud semangat konsep Blue Economy. Melalui penerapan CBIB akan membawa produk asal Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. CBIB memberikan jaminan mutu dan keamanan pangan. Selain itu, jaminan terhadap kelestarian lingkungan, yakni memperhatikan aspek kesehatan. Serta mempertimbangkan aspek sosial ekonomi diantaranya kesejahteraan pembudidaya ikan,”jelas Tebe.
Tebe berharap perikanan budidaya dapat menopang ketahanan pangan dan menggerakkan ekonomi, serta meningkatan produksi perikanan di daerah. Untuk itu, KKP berharap kepada para generasi muda khususnya untuk mengembangkan usaha budidaya ikan air tawar di daerah-daerah potensial.
Saat ini, lanjut Tebe, KKP sudah mengembangkan beberapa inovasi teknologi budidaya ikan air tawar, salah satunya yaitu Ikan Mas Mantap, kepanjangan dari Seleksi Induk Majalaya Tahan Penyakit, yang telah lama diluncurkan oleh Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi.
“Keunggulan ikan mas ini yaitu tahan terhadap serangan Koi Herves Virus (KHV) dan bakteri Aeromonas , cepat beradaptasi dengan lingkungan, dan kadar nutrisi yang terkandung dalam ikan mas ini juga lebih tinggi. Keberlanjutan inovasi teknologi ini perlu sentuhan para generasi muda, mulai dari penyediaan benih, pakan hingga pemasaran,”harap Tebe.
Plh. Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Muhammad Nurdin turut mengamini peningkatan produksi ikan air tawar nasional perlu pengembangan aplikasi berbasis digital yang memang tepat perlu sentuhan dari para generasi muda. Sudah saatnya untuk ambil alih dan mampu menjawab masalah regenerasi budidaya ikan menuju perikanan budidaya masa kini yang bergengsi dengan teknologi.
“BBPBAT Sukabumi telah mengembangkan beberapa inovasi teknologi budidaya ikan mas Mantap. Pihak kami turut meramaikan Hari Ikan Nasional 2023 yang bertajuk Ikan untuk Generasi Emas salah satunya dengan menggelar kolam budidaya ikan mas Mantap di Lapangan Banteng Jakarta dengan tujuan untuk memperkenalkan sejak dini ikan mas Mantap dan keunggulannya,”jelas Nurdin.
Nurdin menyampaikan ikan mas Mantap merupakan komoditas perikanan budidaya air tawar yang cukup digemari di Indonesia, karena memiliki tekstur daging yang lembut dan mengandung gizi tinggi. Selain itu, ikan mas ini memiliki potensi ekonomi yang besar dan mudah dibudidayakan, serta memiliki permintaan yang tinggi.
Nurdin kembali menjelaskan dengan pemeliharaan secara intensif menggunakan pakan pabrikan di BBPBAT Sukabumi, dalam setahun pertumbuhan untuk induk bisa sampai 1,5-2 kg per ekor dari ukuran awal 100 g. Sedangkan lama pemeliharaan ikan jenis ini untuk konsumsi sekitar 6 bulan dengan berat per 1 kg berisi 2-3 ekor.
BBPBAT Sukabumi bisa memproduksi benih sebar sekitar 2 juta ekor per tahun. Sekitar kurang lebih 90%, benih ikan majalaya didistribusi bantuan ke Pokdakan mulai dari Aceh hingga Papua. (TR Network)