BANDUNG – Bayangkan masa depan di mana udara bersih jadi langka, suhu terus melonjak, dan bencana alam makin sering terjadi. Inilah tantangan nyata dari perubahan iklim, dan jawabannya ada di tangan generasi muda.
Melalui program edukasi di Kawasan Sains dan Teknologi Samaun Samadikun, Bandung, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng para siswa SMA Islam Cendekia Muda untuk membuka mata tentang pentingnya aksi perubahan iklim—dan menginspirasi mereka untuk jadi bagian dari solusi.
“Kalau bukan kita yang bertindak, siapa lagi? Perubahan iklim sudah nyata, dan kita semua punya peran,” ujar Prof. Erma Yulihastin, Peneliti Ahli Utama BRIN bidang Iklim dan Cuaca Ekstrem, Selasa, 15 April.
Menurut Erma, aksi iklim tidak harus besar dan mahal. Bahkan, perubahan bisa dimulai dari kebiasaan harian yang sering dianggap sepele.
“Kurangi plastik sekali pakai, hemat listrik, dan gunakan produk ramah lingkungan. Itu sudah termasuk aksi iklim,” tegasnya.
Untuk dampak yang lebih luas, ia mendorong siswa untuk mengembangkan ide-ide green entrepreneurship, seperti bisnis dari bahan daur ulang atau produk berbasis alam yang berkelanjutan.
“Bayangkan kalian bikin usaha tas dari kain bekas atau sabun organik. Keren, kan? Kalian bisa bantu bumi dan dapat penghasilan,” tambahnya dengan semangat.
Teknologi dan Inovasi untuk Masa Depan Bumi
BRIN tak hanya bicara, tapi juga bertindak melalui inovasi. Salah satunya adalah KAMAJAYA, sistem prediksi iklim canggih yang dikembangkan untuk membantu sektor pertanian dan ketahanan pangan menghadapi perubahan cuaca ekstrem.
“Platform ini dikembangkan peneliti BRIN untuk meningkatkan akurasi prakiraan musim, khususnya di wilayah seperti Bandung Raya,” jelas Erma.
Kegiatan kunjungan ini menjadi bagian dari upaya BRIN dalam membangun kesadaran sejak dini bahwa perubahan iklim adalah isu bersama. Tak hanya belajar, para siswa juga didorong untuk menciptakan solusi lewat inovasi dan semangat wirausaha.
“Kita tidak bisa mengandalkan satu pihak saja. Perubahan datang dari kita semua, mulai dari sekarang, mulai dari hal kecil,” tutup Erma, mengajak seluruh peserta untuk jadi agen perubahan. (TR Network)