PALANGKA RAYA – Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PRSPBPDH) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Peternakan (TPHP) Provinsi Kalimantan Tengah berupaya mengoptimalkan metode smart greenhouse untuk keberlanjutan pertanian hortikultura.
Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian mengapresiasi inisiatif ini. “Smart greenhouse dengan sistem pertanian pintar akan membawa perubahan besar bagi pengelolaan hortikultura di Kalimantan Tengah,” ucapnya, dalam pernyataan, dikutip Minggu, 24 November 2024.
Sementara Kepala Dinas TPHP Provinsi Kalimantan Tengah Sunarti berkomitmen mendukung sektor pertanian melalui implementasi teknologi smart greenhouse berbasis informasi.
“Kolaborasi strategis ini dirancang untuk memastikan pemanfaatan teknologi canggih dalam pembangunan smart greenhouse secara optimal dan berkelanjutan,” terang Sunarti.
Menurutnya, implementasi teknologi smart farming dan greenhouse berpeluang besar meningkatkan produktivitas tanaman sekaligus keberlanjutan ekonomi.
“Petani dapat memanfaatkan teknologi ini untuk diversifikasi produk hortikultura bernilai ekonomi tinggi, seperti sayuran organik dan buah-buahan. Dengan lingkungan yang terkontrol, kualitas hasil panen meningkat, membuka peluang pasar lokal hingga ekspor,” ujarnya.
Melalui anggaran APBD, pembangunan smart greenhouse diharapkan tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memberikan manfaat langsung kepada petani lokal. Untuk itu, strategi manajemen berbasis teknologi informasi akan dirumuskan guna memastikan keberlanjutan fungsi dan kinerja dari smart greenhouse.
Ketua Kelompok Riset Ekonomi Sirkular Berkelanjutan dalam Valorisasi Sumberdaya BRIN Tri Martini Patria menyebut, sustainable smart greenhouse (SSG)/smart farming system muncul sebagai solusi inovatif mengatasi berbagai tantangan, dengan mengintegrasikan teknologi canggih untuk menciptakan sistem pertanian yang efisien, ramah lingkungan, dan mampu meningkatkan hasil produksi.
“SSG menjanjikan keberlanjutan dengan memanfaatkan teknologi untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya, mengurangi limbah, dan meningkatkan efisiensi produksi,” jelasnya.
Tria menyampaikan, penelitian tersebut dilakukan dengan beberapa tujuan. Di antaranya untuk memperoleh indeks keberlanjutan dan life cycle penggunaan smart greenhouse produksi tanaman hortikultura, menghasilkan peta kesesuaian lahan, menerapkan inovasi pengelolaan smart greenhouse untuk produksi tanaman hortikultura, dan menghasilkan draf naskah akademik sebagai bahan rekomendasi kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.
“Analisis life cycle assessment (LCA) dalam smart greenhouse menjadi metode penting untuk mengevaluasi dampak lingkungan dalam siklus hidup produk pertanian, sehingga mendorong keberlanjutan yang lebih ramah lingkungan,” ungkapnya.
PIC program PRSPBPDH BRIN Helena Lina Susilawati menyatakan, smart greenhouse adalah solusi inovatif untuk tantangan pertanian modern.
“Dengan pendekatan berbasis data, teknologi, dan inovasi, semoga sektor pertanian hortikultura di Kalimantan Tengah semakin siap bersaing di tingkat nasional maupun global,” harapnya.
Dalam kerja sama kali ini, PRSPBPDH BRIN menginisiasi berbagai program. Antara lain Participatory Rural Appraisal (PRA) untuk memahami kebutuhan pengelolaan smart greenhouse. Kemudian Focus Group Discussion (FGD) membahas strategi keberlanjutan dan pengelolaan teknologi.
Selanjutnya riset sustainable smart greenhouse yang mencakup penilaian keberlanjutan dan Life Cycle Assessment (LCA). Pemetaan Kesesuaian Lahan untuk memastikan lokasi optimal untuk pembangunan. Bimbingan Teknis dan Pendampingan guna membantu kelompok tani hortikultura dalam mengadopsi teknologi smart farming.
Dengan tagline “Smart Farming BRIN untuk Hortikultura Berkelanjutan, Masa Depan Ada di Tangan Kita”, diharapkan kolaborasi ini menjadi tonggak penting dalam transformasi pertanian Kalimantan Tengah menuju era modern yang berkelanjutan. (TR Network)