BALI — Penggunaan metode penyulingan konvensional yang masih banyak dilakukan oleh pembuat arak Bali ternyata berdampak pada kualitas produk akhir. Hal ini diungkapkan oleh Dr. Made Setini S,Kom.,M.M., seorang akademisi dari Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa saat dikonfirmasi di Denpasar, Kamis (19/9/2024).
Menurut Setini, metode penyulingan konvensional yang umumnya masih menggunakan alat sederhana dan proses yang kurang terkontrol, menghasilkan arak Bali dengan kadar metanol dan senyawa berbahaya lainnya yang melebihi batas aman yang ditetapkan. Padahal, kandungan metanol yang tinggi dapat berdampak buruk bagi kesehatan konsumen jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
“Hasil pemantauan kami menunjukkan bahwa banyak arak Bali yang beredar di pasaran belum memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh penggunaan metode penyulingan yang masih tradisional dan kurang memperhatikan aspek keamanan pangan,” ungkap Setini.
Selain berdampak pada kesehatan konsumen, rendahnya kualitas arak Bali juga berdampak pada pendapatan para pengusaha arak. Harga jual yang rendah dan citra produk yang kurang baik membuat arak Bali sulit bersaing dengan produk minuman beralkohol lainnya.
“Kualitas arak Bali yang tidak memenuhi standar tidak hanya merugikan konsumen, tetapi juga berdampak negatif pada perekonomian lokal. Harga jual yang rendah akibat kualitas yang buruk mengurangi pendapatan para pengusaha arak dan menghambat pertumbuhan industri minuman tradisional ini.” jelasnya
Setini menyampaikan pemerintah daerah perlu mengambil langkah konkret untuk meningkatkan kualitas arak Bali. Selain mengadakan pelatihan, pemerintah juga perlu menyediakan bantuan berupa peralatan penyulingan modern yang memenuhi standar. Dengan demikian, para pembuat arak dapat menghasilkan produk yang lebih berkualitas dan bersaing di pasaran.
Setini menambahkan ia dan tim pengabdi dari Universitas Warmadewa telah beberapa kali melakukan pelatihan dan pemberian bantuan peralatan kepada pengusaha arak, salah satunya di Desa Tri Eka Buana, Sideman, Karangasem. Pelatihan dan pemberian bantuan peralatan penyulingan modern dilakukan serangkaian program pengabdian kepada masyarakat dengan pendanaan dari hibah Dikti.
Sedangkan Prebekel Desa Tri Eka Buana, I Gede Artayasa, S. Pd berharap pelatihan yang diberikan dapat memberikan peningkatan perekonomian desa. Dimana pendampingan dapat membangkitkan semangat masyarakat Desa Tri Eka Buana untuk melestarikan arak.