LUMAJANG – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru makin intents. Berbagai kejadian seperti letusan, guguran, embusan, dan aktivitas tektonik masih sering terdeteksi dalam beberapa hari terakhir.
Dari pantauan CCTV warga di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terlihat kubah lava masih intens mengeluarkan material vulkanik.
Pos Pantau PVMBG melaporkan pada Jumat (12/1/2024) bahwa selama 12 jam terakhir, terjadi 7 kali letusan asap berwarna putih kelabu dengan tinggi 200-600 meter yang condong mengarah ke barat. Aktivitas kegempaan juga mencatat 40 kali gempa letusan dengan amplitudo maksimal 34 milimeter dan berdurasi 71-148 detik.
Meskipun begitu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang menyampaikan bahwa intensitas aktivitas vulkanik tersebut masih tergolong wajar selama tidak menimbulkan dampak signifikan. Hal ini dikarenakan Gunung Semeru masih berada pada Status Siaga Level III.
“Aktivitas Semeru saat ini seperti itu, ada embusan, letusan, dan lain-lain. Selama tidak berpengaruh pada kehidupan masyarakat, berarti ini fenomena alam dari Semeru,” ungkap Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistik BPBD Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo, Jumat (12/1/2024)
Meski demikian, Wawan tetap mengimbau agar masyarakat di sekitar lereng Gunung tetap waspada dan siaga. Potensi bahaya dampak peningkatan aktivitas vulkanik, seperti Awan Panas Guguran (APG), dapat terjadi sewaktu-waktu.
“Tetap pada situasi seperti ini, apalagi masih pada status level III (siaga), masyarakat harus tetap waspada. Masyarakat (di lereng Gunung Semeru) tetap kita pantau karena aktivitas Semeru masih fluktuatif. Hari ini baik, tapi tidak tahu nanti malam atau besok,” ujarnya.
Berdasarkan rekomendasi PVMBG, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat dilarang beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran pijar. (TR)