JAKARTA – Pemerintah Indonesia perlu memikirkan regenerasi petani untuk mencegah ancaman krisis pangan di masa depan. Pasalnya, saat ini petani Indonesia didominasi usia lanjut.
Berdasarkan hasil sensus Pertanian 2023 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat total unit usaha pertanian di Indonesia mencapai 29,36 juta yang didominasi oleh usaha tani perorangan (UTP) berusia lanjut yang berkisar 43-58 tahun.
Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto menyampaikan, berdasarkan hasil sensus yang dilakukan sejak Juni-Juli 2023, diketahui terjadi ketimpangan komposisi petani, dimana jumlah petani berusia lanjut mengalami peningkatan di saat jumlah petani muda mengalami penurunan.
“Kalau temanya kedaulatan pangan, mungkin ini nanti bisa menjadi bahan kebijakan karena petani kita ternyata masih didominasi oleh mereka yang umurnya relatif sudah lanjut, lebih dari 55 tahun,” kata Atqo dalam acara diseminasi Hasil Sensus Pertanian 2023 tahap satu, di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Senin, 4 Desember 2023.
BPS mencatat, jika dilihat dari jumlah sebaran petani berdasarkan generasi, dari 29,36 juta unit usaha pertanian, paling banyak dikelola oleh generasi X (43-58 tahun) yakni sebanyak 42,39%. Sementara generasi Z (11-26 tahun) menjadi yang paling sedikit, yakni hanya 2,14%.
Jika dibandingkan dengan data hasil sensus pertanian 10 tahun yang lalu, jumlah petani berusia antara 55-64 tahun mengalami peningkatan paling signifikan yakni 20,01% pada 2013 menjadi 23,20% pada 2023. Sedangkan, jumlah petani berusia antara 35-44 tahun mengalami penurunan paling signifikan yakni dari 26,34% pada 2013 menjadi 22,08% pada 2023.
“Jadi yang di atas 55 tahun justru mengalami kenaikan, yang di bawah 44 tahun mengalami penurunan. Secara umum sebagian besar pengelola usaha tani perorangan di Indonesia berumur 45 tahun ke atas,” kata Atqo. (AT Network)