WASHINGTON – Planet bumi makin menghadapi situasi darurat akibat pemanasan.
Laporan mengenai polusi dunia menyimpulkan kegagalan menahan emisi nitrogen oksida akan membuat upaya mencapai target Perjanjian Paris untuk membatasi suhu bumi tidak melewati 1,5 derajat Celsius dari masa pra-industri mustahil tercapai.
Nitrogen oksida merupakan gas rumah kaca ketiga yang paling umum dan gas yang paling merusak ozon.
“Langkah ambisius untuk mengurangi emisi nitrogen oksida dapat membawa dunia lebih dekat mencapai berbagai target iklim global, ozon dan target-target lingkungan dan kesehatan manusia lainnya,” kata laporan yang dirilis Koalisi Iklim dan Udara Bersih, Kamis, 31 Oktober 2024.
Laporan Global Nitrous Oxide Assessment koalisi yang terdiri dari 180 pemerintah, lembaga non-profit dan organisasi internasional ini serupa dengan laporan Global Methane Assessment yang dirilis pada 2021.
Laporan itu menunjukkan pada dekade ini dunia dapat mengurangi emisi metana hingga 45 persen. Global Methane Assessment juga menjadi dasar 150 negara yang menandatangani Global Methane Pledge untuk mengurangi emisi metana hingga 30 persen pada tahun 2030.
Sebagian besar emisi nitrogen oksida berasal dari penggunaan pupuk sintetis dan pupuk kandang. Emisi nitrogen oksida di seluruh dunia sudah naik 40 persen sejak 1980 dan dalam kecepatan naik 30 persen dari tingkat tahun 2020 pada tahun 2050.
Koalisi Iklim dan Udara Bersih mengatakan, mengambil tindakan global untuk mengurangi emisi nitrogen oksida setara dengan mengurangi emisi karbon dioksida sebanyak 235 metrik ton pada tahun 2100.
Pada awal tahun ini, seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan upaya memangkas emisi nitrogen oksida dari produksi pupuk atau produksi bahan-bahan seperti nilon cukup murah. Hanya US10 per metrik ton melalui proyek-proyek yang menggunakan Carbon Offset Market atau Pasar Karbon Offset sukarela.
Pasar Karbon Offset merupakan sistem di mana perusahaan atau individu yang menghasilkan emisi karbon dapat membeli “kredit karbon” untuk mengimbangi emisi tersebut. Kredit karbon ini didapatkan dari proyek-proyek yang mengurangi emisi karbon, seperti penanaman pohon, pengembangan energi terbarukan, atau proyek-proyek konservasi lainnya. (TR Network)